Kamis, 28 Juni 2012

MAKALAH ENDOKRIN

BAB I

PENDAHULUAN

Kita telah banyak mempelajari sistem yang bekerja dalam tubuh dalam organisme hidup. Anda telah memahami pula bahwa diantara berbagai sistem tersebut terjadi interaksi kait-mengkait yang mengharuskan bahwa interaksi antara berbagai sistem berlangsung lancar tanpa ada kekacauan. Adakah yang mengatur dan mengkoordinasikan semua prosese tersebut ? Misalnya, mengapa suatu jaringan dapat tumbuh dan suatu saat dapat berhenti tumbuh ? mengapa pula seekor ulat dapat berubah menjadi kupu-kupu ? mengpa pula berudu yang hidup di air setelah tumbuh menjadi seekor katak yang hidup di darat ? . pertanyaan-pertanyaan semacam itulah yang mendorong untuk mengadakan penelitian.

Dari berbagai penelitian yang berlangsung lama dan mendalam, orang telah mengungkapkan rahasia teka-teki di atas. Ternyata kesemua proses di atur dan di koordinasikan secara kimiawi. Bahan kimiawi yang berlangsung tersebut dinamakan hormon dan jaringan yang menghasilkan hormon tersebut dinamakan kelenjar endokrin. Berbeda dengan kelenjar-kelenjar yang telah kita pelajari yang mempunyai saluran keluar, maka kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran keluar. Maka kelenjar endokrin sering di namakan kelenjar tidak bersaluran atau kelenjar buntu.

Walaupun hormon dan enzim keduanya bahan kimiawi, namun hormon dan enzim tidak sama mekenisme kerjanya. Enzim bekerja pada reaksi kimia, sedang hormon bekerja terhadap sel sasaran tertentu sehingga akan berubah tingkah lakunya. Mungkin dengan contoh akan lebih jelas. Misalnya: lipase sebagai enzim akan memecah zat lemak, protein akan memecah molekul protein dan seterusnya. Sedang hormon, yang selalu di hasilkan oleh sel-sel khusus akan mempunyai sel sasaran tertentu pula. Misalnya : hormon pertumbuhan akan mengubah perilaku sel menjadi membelah diri.

BAB II

PEMBAHASAN

ENDOKRIN

Sistem endokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantara zat-zat kimia (hormon) yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (saluran). Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding stenoid/ kapiler darah. Hasil sekresinya di sebut hormon. Hormon merupakan bahan yang di hasilkan tubuh oleh organ yang memiliki efek regulatorik spesifik terhadap aktifitas organ tertentu, yang di sekresi oleh kelenjar endokrin, diangkut oleh darah darah ke jaringan sasaran untuk memengaruhi/ mengubah kegiatan alat/ jaringan sasaran. Hormon yang dihasilkan ada yang satu macam hormon (hormon tunggal) di samping itu ada yang lebih dari satu (hormon ganda). Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan sistem syaraf, mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon.

Sistem endokrin terdiri atas :

A. KELENJAR HIPOFISE

Kelenjar hipofise adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak (sela tursika) fossa pituitaria os sfenoid. Kelenjar ini mempunyai peranan penting dalam menyekresi hormon dari semua organ endokrin (sebagai pengatur), kegiatan hormon yang lain, dan mempengaruhi pekerjaan endokrin yang lain. Fungsi hipofise dapat di atur oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus yang di lakukan sejumlah hormon yang dei hasilkan hipotalamus. Hormon-hormon yang mengatur fungsi hipofise disebut hipopysiotropic hormone dihasilkan oleh sel-sel neurosekretori yang terdapat di hipotalamus.

Kelenjar hipofise dibagi tiga lobus :

1. Lobus anterior (adenohipofise) menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai pengendali produksi semua organ endokrin yang lain.

1.1 Hormon somatotropik (growth hormone).

Fungsi :

a. Pertumbuhan sel dan tulang

b. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak

c. Meningkatkan sintesis protein

d. Meningkatkan lopolisis (memecahkan lemak menjadi asam lemak dan gliserol)

e. Meningkatkan retensi elektrolit dan volume cairan extraselular

1.2 Prolaktin (PRL). Organ targetnya adalah payudara dan gonad. Fungsi :

a. Perlu untuk perkembangan payudara dan laktasi

b. Pengatur organ reproduksi wanita dan pria

1.3 Thyroid – stimulating (TSH). Organ targetnya adalah kelenjar tiroid. Fungsi :

a. Perlu untuk pertumbuhan dan fungsi tiroid

b. Mengendalikan semua fungsi tiroid

1.4 Adrenocorticotropic hormone (ACTH). Organ targetnya adalah korteks adrenal. Fungsi :

a. Perlu untuk pertumbuhan dan mempertahankan besarnya korteks adrenal

b. Mengendalikan keluarnya (release) glukokortikoid (kortisol) dan adrenal androgen (sifat kejantanan)

1.5 Gonadrotropin, terdiri atas follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Organ targetnya adalah gonad. Fungsi :

a. Menstimulasi gametogenesis dan produksi steroid seks pada pria dan wanita

1.6 Melanocyte stimulating hormone (MSH). MSH dihasilkan oleh hipofise pars intermedius didapati pada manusia dalam fase kehidupan fetus. Peran MSH dan proses fisiologisnya mempengaruhi kulit.

2. Lobus posterior hipofise (neurohipofisis) berasal dari evaginasi atau penojolan dasar ventrikel otak ketiga, menghasilkan dua macam hormon :

2.1 Vasopresin atau arginen vasopresin (APV), hormon anti-diuretik (ADH) yang bekerja melalui reseptor-reseptor tubulus distal ginjal, menghemat air, mengonsentrasi urine dengan menambah aliran osmotik dari lumina-lumina ke intestinum medular yang membuat kontraksi otot polos. Dengan demikian ADH memelihara konstannya osmolaritas dan volume cairan dalam tubuh.

2.2 Oksitosin diproduksi oleh anterior hipotalamik nuklei, sel ganglionik dari supraoptik nuklei, dan sel paraventrikuler.

3. Lobus intermedia .bagian ini terpisah dari bagian lobus anterior oleh sisa kantong ratke yang disebut celah ratke . lobus intermedia pada manusia selnya tidak bergranula, kadang ditemukan juga koloid yang fungsinya tidak diketahui.

Fungsi kelenjar hipofise dapat diatur oleh susuna saraf pusat melalui hipotalamus . pengaturan dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus akibat rasangan susunan saraf pusat. Pengaturan sekresi hipotalamus diatur oleh hormon dan sinyal syaraf yang berasal dari hipotalamus . kecepatan sekresi hormon berbeda-beda , berbagai hormon yang ada didalam darah dapat menghambat dan mempercepat rangsangan dari hipotalamus .

Bagian –bagian kelenjar hipotalamus

1. Kelenjar hipofise anterior , mengandung banyak jenis sel sekretorik , menghasilkan hormon antara lain :

a) Hormon somatotrovin, adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh, menanbah ukuran sel dan meningkatkan proses mitosis di ikuti dengan bertambahnya jumlah sel, meningkatkan kecepatan sintesis protein,meningkatkan metabolisme asam lemak, dan menurunkan kecepatan pemakaian glukosa .

b) Faktor pelepas kortikotropik atau CRF merupakan polipeptida yang terdapat pada serebrum dan talamus. Pada keadaan stres konsentrasi CRF menurun .

c) Hormon tirotropin, hormon ini merupakan mekanisme untuk dapat menghasilkan hormon ,melakukan sintesis protein yang menghambat kerja TRF tetapi mengurangi produksi prolaktin oleh TRF .

d) Gonodotropin preleasi hormone (GnRF ) Mempunyai daya kerja merangsang sekresi folicel stimulating hormone atau FSH agar menghasilkan hormon gonad atau ( estrogen / progesteron ) .

e) Hormon lutein, terdapat diseluruh hipofise, mengandung granula sekretori yang merangsang perkembangan folikel de graaf dalam ovarium membentuk spermatozoa pada testis dan merangsang gametosis pada laki –laki.

f) Hormon perangsang folikel, menggendalikan sekresi ekstrogen dan progresteron dalam ovarium dan mempengaruhi luteinisi pada wanita, dan pada laki-laki mempengaruhi produksi testoteron .

g) Hormon proklatin, mempertahankan laktasi dengan mempengarui langsung kelenjar susu dimamae

h) Horman perangsang melanosit atau MSH, mempengarui melanosit dalam kulit

2. Kelenjar hipofise posterior ( neurohipofisis ) bekerja sebagai struktur penunjang bagi ujung ujung syaraf . kelenjar ini terletak pada nukleus supra optik dan paraventrikuler hpotalamus, dibawah kelenjar hipofise posterior , didalam oksoplasma , serat –serat neuron berjalan dari hipotalamus . hormon yang dihasilkan :

a. Hormon antideuriek (ADH) dibentuk dalam nukleus supraoptik yang mengandung asam amino. Mekanisme kerja ADH adalah meningkatkan permeabilitas duktus dan mereabsrobsi sebagian besar air yang disimpan dalam tubuh. Salah satu rangsangan yang menyebabkan sekresi ADH menjadi kuat adalah penurunan volume darah .

b. Hormon oksitosin dibentuk dalam nukleus paraventrikel, merupakan salah satu zat yang dapat menimbulkan kontraksi uterus dalam keadaan hamil, rangsangan sangat kuat pada akhir kehamilan. Efek oksitosin selama persalinan meningkat pada stadium akhir sehingga menimbulkan sinyal syaraf melewati hipotalamus membantu proses persalinan. Disamping itu membentuk laktasi sehingga timbulnya pengiriman air susu dari alveoli keduktus sehingga dihisap bayi .

3. KELENJAR TIROID / GONDOK

Kelenjar tiroid terdiri atas dua lobus terletak di bawah kartilago tiroid pada bagian superior dan anterior trakea. Kelenjar tiroid mempunyai dua macam sel, yaitu sel folikular dan sel parafolikular. Sel folikular adalah unit fungsional kelenjar tiroid. Sel folikular menhasilkan hormon tiroksin (T4) dan hormon triiodotironin (T3). Apabila tubuh memerlukan hormon tiroid, sel folikular mengubah globulin menjadi T3 dan T4.

Sel parafolikular menghasilkan hormon kalsitonin yang terkait dalam metabolisme kalsium. Keluarnya kalsitonin dipengaruhi oleh kadar kalsium dalam darah. Kelenjar tiroid memerlukan iodin untuk menghasilkan hormon tiroid.

Berikut hormon dari kelenjar tiroid dan fungsinya.

1. Hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin(T3)

a. Katabolisme protein , lemak dan karbohidrat dalam semua sel . (katabolisme adalah proses ketika zat yang kompleks diubah menjadi sederhana )

b. Mengatur kecepatan metabolisme semua sel

c. Mengatur produksi panas tubuh

d. Antagonis terhadap insulin

e. Mempertahankan sekresi hormon pertumbuhan dan pematangan tulang

f. Mempertahankan mobolisasi kalsium

2. Hormon kalsitonin

a. Mengurangi kalsium dan fosfat serum

b. Mengurangi absorbsi kalsium dan fosfor oleh GI

3. KELENJAR PARATIROID/ ANAK GONDOK

Kelenjar paratiroid adalah kelenjar sangat kecil yang terletak pada setiap lobus bagian posterior dan tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid (parathyroid hormone , PTH) atau parahormon. Fungsi utama hormon paratiroid adalah mengatur kadar kalsium fosfat dalam darah. Tidak seimbangnya kalsium dan fosfat dalam darah akan mengakibatkan gangguan transmisi impuls saraf, kerusakan jaringan tulang, gangguan pertumbuhan tulang, dan tetani otot.

Apabila pada kalsium dalam darah menjadi rendah, parahormon dapat mengikatkannya dengan :

1. Menstimulasi tulang (aktivitas osteoplas ) untuk mengeluarkan kalsium ke dalam darah.

2. Meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat melalui GI. Vitamin D juga digunakan untuk absorbsi kalsium melalui GI .

3. Meningkatkan absorbsi kalsium lewat tubula ginjal .

4. KELENJAR ADRENAL/ SUPRARENAL/ ANAK GINJAL

Kelenjar adrenal terletak diujung bagian superior setiap ginjal . kelenjar adrenal terdiri atas 2 kelenjar , yaitu korteks adrenal (bagian luar) dan medula adrenal (bagian dalam). Berikut hormon dari korteks adrenal dan fungsinya .

1. Glukokortikoid (kortisol)

a. Mempertahankan kadar glukosa darah dengan meningkatkan glukoneogenesis dan mengurangi kecepatan pemakaian glukosa oleh sel yang merupakan fungsi utama.

b. Anti inflamasi

c. Meningkatkan retensi natrium dan air

d. Mempertahankan stabilitas emosi, hipoglikemia, hipoksia, nyeri, trauma, dan cemas, bisa mengakibatkan peningkatan kortisol .

2. Mineralokortikoid (aldosteron)

a. Mempertahankan status natrium dan volume cairan

b. Meningkatkan reabsorbsi natrium lewat tubula ginjal

c. Meningkatkan ekskresi kalium dan hidrogen melalui tubula ginjal

3. Adrenal androgen

a. Mengatur karakteristik seks sekundre wanita dan pria

Medula adrenal menyekresi epinefrin dan merepinefrin . dengan stimulasi pada sistem saraf simpatis, melalui hipotalamus, medula adrenal mengeluarkan katekolamin (epinefrin dan norepinefrin). Katekolamin mempunyai efek yang tidak sama pada tubuh karena reseptor yang berbeda pada organ tubuh . reseptor ini di klasifikasi sebagai adrenergik alfa dan adrenergik beta. Reseptor beta dibagi lagi menjadi beta 1 dan beta 2. Letak reseptor beta 1 terutama di jantung, sedangkan reseptor beta 2 terdapat dibagian tubuh yang lain. Reseptor alfa juga dibagi menjadi reseptor alfa 1 dan alfa 2. Reseptor alfa 1 bersifat merangsang / menstimulasi organ target, sedangkan alfa 2 mencegah keluarnya katekolamin. Noretinefrin menstimulasi reseptor alfa dan epinefrin menstimulasi reseptor alfa dan epinefrin menstimulasi reseptor alfa dan beta untuk mempertahankan homeostatis, katekolamin selalu dikeluarkan, tetapi dalam jumlah yang sedikit akan tetapi, jumlah katekolamin bisa mengikat apabila tubuh menghadapi stresor yang berat, baik secara fisiologis maupun psikologis .

5. PANKREAS

Pankreas adalah kelenjar endokrin dan eksokrin. Sel pankreas yang berfungsi sebagai sel endokrin adalah pulau langerhans. Pulau langerhans mempunyai 4 macam sel, yaitu :

1. Sel alfa menyekresi hormon glukagon .

2. Sel beta menyekresi insulin .

3. Sel delta menyekresi somatostatin. Somatostatin dapat menekan keluarnya (inhibitor) hormon pertumbuhan, insulin dan gastrin.

4. Sel – F menyekresi polipeptida pankreas .

Stimulus utama untuk keluarnya insulin adalah glukosa. Melalui insulin, tubuh dapat menggunakan makanan yang telah dicerna dan juga dapat menyimpan kelebihan makanan tubuh sebagai cadangan .

Fungsi keseluruhan glukagon adalah meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Organ target glukagon adalah hati. Glukagon dapat menstimulasi glukogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa). Apabila suplai glukosa tidak mencukupi melalui glukogenolisis, glukagon dapat menarik asam amino dan asam lemak otot dan mengubahnya menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis. Glukagon juga bekerja sama dengan epinefrin dan glukokortikoid untuk mempertahankan kadar glukosa ketika tubuh mengalami stres atau sedang puasa .
kadar glukosa darah normal adalah 3,5-8mmol/liter (63-144 mg /100ml). Kadar glukosa darah dikendalikan oleh hormon insulin (menurunkan kadar glukosa darah) dan glukogen (meningkatkan kadar glukosa darah).

5. INSULIN

Insulin merupakan polipeptida yang mengandung 50 asam amino. Fungsi utama insulin adalah menurunkan kadar nutrien darah, khususnya glukosa, tetapi juga asam amino dan asam lemak. Saat nutrien ini khususnya glukogen berlebihan, sekresi insulin ditingkatkan dengan cara sebagai berkut:

1. Bekerja pada membran sel, merangsang ambilan dan penggunaan glukosa oleh sel otot serta jaringan ikat.

2. Meningkatkan pengubahan glukosa menjadi glikogen (glikogenesis), khususnya di hati dan otot rangka.

3. Mempercepat ambilan asam amino oleh sel dan sintetis protein.

4. Meningkatkan sintetis asam lemak dan penyimpanan lemak dijaringan adiposa (lipogenesis)

5. Mengurangi glikognesis (pemecahan glikogen menjadi glukosa).

6. Mencegah pemecahan protein dan lemak, serta glukoneogenesis(pembentukan gula dari sumber selain karbohidrat , misal protein).

Sekresi insulin distimulasi oleh peningkatan kadar glukosa darah dan sedikit stimulasi parasimpatik, peningkatan kadar asam amino dan asam lemak,serta hormon gastrointestinal, misal gastrin,sekretin, dan kolesistokinin. Sekresi di turunkan oleh stimulasi seraf simpatik,glukagon,adrenalin,kortisol, dan somatostatin (GHRIH) yang disekresi oleh pulau langerhans.

7. GLUKAGON

Glukagon merupakan polipeptida besar. Hormon ini memiliki berat molekul 3485 dan terdiri dari rantai yang tersusun atas 29 asam amino. Hanya 1 mikrogram/kg glukagon dalam waktu kira-kira 20 menit dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah kira-kira 20 mg/dl darah (25%) karena alasan inilah glukagon disebut sebagai hormon hiperglikemik.

Efek glukagon adalah meningkatkan kadar glukosa darah dengan menstimulasi:

a. Pengubahan glikogen menjadi glukosa di hati dan otot rangka (glikogenolisis)

b. Glukoneogenesis.
sekresi glukagon distimulasi oleh kadar glukosa darah dan latihan fisik, serta diturunkan oleh somatostatin dan insulin.

Efek lain dari Glukagon

a. mengaktifkan lipase sel lemak, sehingga meningkatkan persediaan asam lemak yang dipakai sebagai sumber energi tubuh.
b. Menghambat penyimpanan trigliserida di dalam hati, sehingga mencegah hati membuang asam lemak dari darah yang juga membantu menambah jumlah persediaan asam lemak yang nantinya dapat dipergunakan oleh jaringan tubuh lain.
c. Glukagon dalam konsentrasi abnormal yang sangat besar juga (1) meningkatkan kekuatan jantung,(2) meningkatkan sekresi empedu, (3) menghambat sekresi asam lambung.

Pengaturan Sekresi Glukagon
1. peningkatan glukosa darah menghambat sekresi glukagon.
Penurunan konsentrasi glukosa darah dari nilai normalnya sewaktu puasa yang besarnya kira-kira 90 mg/dl darah hingga kadar hipoglikemik dapat meningkatkan konsentrasi glukagon plasma beberapa kali lipat. Sebaliknya, meningkatnya kadar glukosa darah hingga mencapai kada hiperglikemik akan mengurangi kadar glukagon dalam plasma.
2. efek perangsangan asam amino
Tingginya kadar asam amino, seperti yang terdapat di dalam darah sesudah makan protein (khususnya asam amino alanin dan arginin) akan merangsang timbulnya sekresi glukagon.
Manfaat perangsangan asam amino terhadap sekresi glukagon adalah bahwa glukagon kemudian memacu konversi cepat dari asam amino menjadi glukosa, jadi bahkan membuat lebih banyak glukosa yang tersedia untuk jaringan.
3. efek perangsangan dari kerja fisik
Pada waktu melakukan kerja fisik yang melelahkan konsentrasi glukagon dalam darah seringkali meningkat 4-5 kali lipat. Efek yang meguntungkan dari glukagon adalah mencegah menurunnya kadar glukosa darah. Faktor yang mungkin dapat meningkatkan sekresi glukagon sewaktu kerja fisik adalah meningkatnya kadar asam amino dalam darah. Faktor lainnya seperti rangsangan saraf autonomik pada pulau Langerhans dapat juga berperan.

8. TIMUS

Kelenjar timus terletak di dalam toraks, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakhea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas dua lobus. Pada bayi yang baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gr atau lebih sedikit: ukurannya bertambah dan pada masa remaja beratnya dari 30-40 gr dan kemudian mengerut lagi. Fungsinya belum diketahui, tetapi diperkirakan ada sangkut dengan produksi anti body.

BAB III

KESIMPULAN

Organ endokrin yang terdapat, yaitu Kelenjar Hipofisis, adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak (sela tursika) fossa pituitaria os sfenoid, kelenjar tiroid/ gondok yaitu Kelenjar tiroid terdiri atas dua lobus terletak di bawah kartilago tiroid pada bagian superior dan anterior trakea, Kelenjar paratiroid/ anak gondok adalah kelenjar sangat kecil yang terletak pada setiap lobus bagian posterior dan tiroid, Kelenjar adrenal terletak diujung bagian superior setiap ginjal. Pankreas adalah kelenjar endokrin dan eksokrin. Sel pankreas yang berfungsi sebagai sel endokrin adalah pulau langerhans, Insulin merupakan polipeptida yang mengandung 50 asam amino, Glukagon merupakan polipeptida besar. Hormon ini memiliki berat molekul 3485 dan terdiri dari rantai yang tersusun atas 29 asam amino, Kelenjar timus terletak di dalam toraks, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakhea.

gambar letak kelenjar endokrin

DAFTAR PUSTAKA

Baradero, mary. 2009. Klien Gangguan Endokrin. Jakarta: EGC

Gibson, john. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern. Jakarta: EGC

Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi Edisi 4. Jakarta : EGC

http://dok-tercantik.blogspot.com

www.google.com

Rabu, 27 Juni 2012

MAKALAH BATUK EFEKTIF

1. Batuk Efektif

1.1 Pengertian

Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan dahak secara maksimal.

Batuk merupakan gerakan refleks yang bersifat reaktif terhadap masuknya benda asing dalam saluran pernapasan. Gerakan ini terjadi atau dilakukan tubuh sebagai mekanisme alamiah terutama untuk melindungi paru paru.

Gerakan ini pula yang kemudian dimanfaatkan kalangan medis sebagai terapi untuk menghilangkan lendir yang menyumbat saluran pernapasan akibat sejumlah penyakit. Itulah yang dimaksud pengertian batuk efektif.

Batuk efektif merupakan batuk yang dilakukan dengan sengaja. Namun dibandingkan dengan batuk biasa yang bersifat refleks tubuh terhadap masuknya benda asing dalam saluran pernapasan, batuk efektif dilakukan melalui gerakan yang terencana atau dilatihkan terlebih dahulu. Dengan batuk efektif, maka berbagai penghalang yang menghambat atau menutup saluran pernapasan dapat dihilangkan .

1.2 Tujuan

Batuk efektif dan napas dalam merupakan teknik batuk efektif yang menekankan inspirasi maksimal yang dimulai dari ekspirasi , yang bertujuan :

a. Merangsang terbukanya sistem kolateral

b. Meningkatkan distribusi ventilasi

c. Meningkatkan volume paru

d. Memfasilitasi pembersihan saluran napas

v Batuk yang tidak efektif menyebebkan :

1. Kolap saluran napas

2. Ruptur dinding alveoli

3. Pneumothoraks

v Latihan pernapasan bertujuan untuk :

1. Mengatur frekuensi dan pola napas sehingga mengurangi air trapping

2. Memperbaiki fungsi diafragma

3. Memperbaiki mobilitas sangkar toraks

4. Memperbaiki

1.3 Manfaat batuk efektif

Memahami pengertian batuk efektif beserta tekhnik melakukannya akan memberikan manfaat. Diantaranya, untuk melonggarkan dan melegakan saluran pernapasan maupun mengatasi sesak napas akibat adanya lendir yang memenuhi saluran pernapasan. Lendir, baik dalam bentuk dahak (sputum) maupun sekret dalam hidung, timbul akibat adanya infeksi pada saluran pernapasan maupun karena sejumlah penyakit yang di derita seseorang.

Bahkan bagi penderita tuberkulosa (TB), bqtuk efektif merupakan salah satu metode yang dilakukan tenaga medis untuk mendiagnosis penyebab penyakit. Tidak sedikit penderita yang justru mengalami kondisi yang semakin memburuk meski pengobatan telah dilakukan.

Bahkan sejumlah penelitian menemukan, tak kurang satu orang dari 4 atau 5 penderita TB mengalami kematian, terutama akibat terlambat memberikan pengobatan maupun kesalahan dalam melakukan diagnosis sehingga pengobatan menjadi tidak efektif.

1.4 Latihan Batuk Efektif

Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang mengalami operasi dengan anestesi general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teransetesi. Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret tersebut.

v Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :

1. Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk.

2. Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali).

3. Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak hanya batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan.

4. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi.

5. Ulangi lagi sesuai kebutuhan.

Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk.Batuk mempengaruhi interaksi personal dan sosial, mengganggu tidur dan sering menyebabkan ketidak nyamanan pada tenggorakan dan dinding dada.

Sebagian besar orang mencari pertolongan medis untuk batuk akur supaya mereda, sementara itu ada orang yang takut batuknya menjadi penyakit yang serius.Batuk terjadi sebagai akibat stimulasi mekanik atau kimia pada nervus afferent pada percabangan bronkus.Batuk efektif tergantung pada intaknya busur refleks afferent-efferent, ekspirasi yang adekuat dan kekuatan dinding otot dada dan normalnya produksi dan bersihan mukosiliar

1.5 Indikasi batuk efektif

1. COPD / PPOK

Penyakit paru obstruktif kronik

Penyakit ini sitandai oleh hambatan aliran udara disaluran nafas yang bersifat progresif non reversible atau reversible parsial. Ppok terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.

2. Emphysema

Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dining alveoli.

3. Fibrosis

4. Asma

Merupakan gangguan inflamasi pada jalan nafas yang ditandai oleh opstruksi aliran udara nafas dqan respon jalan nafas yang berlebihan terhadap berbagai bentuk rangsangan.

5. Chest infection

6. Pasien bedrest atau post operasi

1.6 prosedur tindakan

Tindakan

· Beritahu pasien, minta persetujuan klien dan cuci tangan .

· Atur pasien dalam posisi duduk tegak atau duduk setengah membungkuk.

· Letakkan pengalas pada klien, letakkan bengkok/pot sputum pada pangkuan dan anjurkan klien memegang tisu.

· Ajarkan klien untuk menerik napas secara perlahan, tahan 1-3 detik dan embuskan perlahan dengan mulut. Lakukan prosedur ini beberapa kali.

· Anjurkan anjurkan untuk menarik napas, 1-3 detik batukkan dengan kuat.

· Tarik napas kembali selama 1-2 kali dan ulangi prosedur di atas dua hingga enam kali.

· Jika diperlukan, ulangi lagi prosedur di atas

· Bersihkan mulut klien , instruksikan klien untuk membuang sputum pada pot sputum pot atau bengkok

· Beri penguatan , bereskan alat dan cuci tangan

· Menjaga kebersihan dan mencegah kontaminasi terhadap sputum

· Tindakan batuk efektif perlu diulang beberapa kali bila diperlukan

(anas, 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Kowalak , Jennifer .2011.Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta:EGC

Rab, Trabani.2010. Ilmu Penyakit Paru.Jakarta:TIM

Tamsuri, Anas.2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Pernafasan.Jakarta:EGC

www.google. com[batuk efektif.April.2010]

 
Copyright (c) 2010 Nursing Academy. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes and Direct Line Insurance.